Organ Reproduksi dan Fungsinya

Saifuddin Zuhri | Thursday, December 04, 2008 | 0 komentar

ORGAN REPRODUKSI DAN FUNGSINYA
Hewan betina tidak hanya menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membantu suatu individu baru, tetapi juga menyediakan lingkungan dimana individu tersebut terbentuk, diberi makan dan berkembang selama masa- masa permulaan hidupnya. Fungsi-fungsi ini dijalankan oleh organ-organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ova dan hormon-hormon kelamin betina Organ-organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopii (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. Organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru. Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligament ini terdiri dari mesovarium, mesosalpinx dan mesometrium yang masing-masing menggantung ovarium, tuba fallopii dan uterus. Pada sapi dan domba, pertautan ligamentum lata adalah dorsolateral, di daerah ilium, sehingga uterus terletak bagaikan tanduk domba jantan cekung ke arah dorsal dan ovaria terletak dekat pelvis. 

1. Ovarium
Berbeda dengan testis, ovarium tertinggal di dalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dwifungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan serbagai organ endokrin yang mensekresikan hormon-hormon kelamin betina, estrogen dan progesterone, bentuk dan ukuran ovarioum berbeda-beda menurut species dan fase siklus birahinya.
Bagian ovarium yang tidak bertaut pada mesovarium menonjol ke dalam cavum abdominalis. Pada permukaan inilah folikel ovarii menjulang keluar, sebagaimana ditemukan pada sapi, domba dan babi. Ovarium terdiri dari medulla dan cortex, dikelilingi oleh epithel kecambah dan pada umumnya bertambah berat 4 sampai 7 kali berat sewaktu lahir pada waktu hewan menjelang pubertas. Medulla ovari terdiri dari jaringan ikat fibrio-elastik yang tidak teratur, dan sistem syaraf dan pembuluh darah yang memasuki ovarium melalui hillus (pertautan antara ovarium dan mesovarium). Arteria tersebut tersusun dalam satu bentuk spiral yang definitive. Cortex merupakan tempat pembentukan ovum dan hormon, jaringan ikat cortex mengandung banyak fibroblast, beberapa kolagen dan serabut-serabut retikuler, buluh-buluh darah, lymphe, syaraf dan serabut-serabut otot licin. Sel-sel jaringan ikat dekat permukaan tersusun sejajar dengan permukaan ovarium dan agak lebih padat dari pada sel-sel yang terletak kearah medulla. Pada sapi ovarium berbentuk oval dan bervariasi dalam ukuran panjang, lebar dan tebal masing-masing 1,3 -5,0 cm, 1,3-3,2 cm dan 0,6-1,9 cm, ovarium kanan umumnya agak lebih besar daripada ovarium kiri, karena secara fisiologik ovarium kanan lebih aktif. Folikel mencapai kematangannya melalui tingkatan-tingkatan perkembangan folikel-folikel primer, sekunder, tertier (yang sedang bertumbuh).
Folikel sekunder berkembang ke arah pusat stroma cortex sewaktu kelompok sel-sel folikel yang memperbanyak diri membentuk suatu lapisan multiseluler sekeliling vitellus, pada stadium ini terbentuk suatu membrane, zona pellucida, antara oogonium dan sel-sel folikuler. Folikel tertier timbul sewaktu sel-sel pada lapisan folikuler memisahkan diri untuk membentuk tepian dan suatu rongga, atau kemana oogonium akan menonjol. Antrum dibatasi oleh banyak lapisan sel folikuler yang dkenal secara umum sebagai membrane granulosa,dan diisi oleh suatu cairan jernih, liquor foliculli, yang kaya akan protein dan estrogen.
Diameter folikel De Graaf berbeda-beda menurut jenis hewan. Karena ukurannya yang selalu bertambah, folikel De Graaf yang matang menonjol keluar melalui cortex ke permukaan ovarium bagaikan suatu lepuh. Pertumbuhanya meliputi dua lapis sel stroma cortex yang mengelilingi sel-sel folikuler. Lapisan sel-sel tersebut membentuk theca folliculi yang dapat dibagi atas theca interna yang faskuler dan theca externa yang fibrous. Kemungkinan estrogen disekresi langsung dari sel-sel theca interna ke dalam folikel melalui suatu selubung dasar, membrana propria, yang memisahkan theca interna dari membrana granulosa. Dengan perkembangan pesat buluh-buluh darah cortex di sekeliling folikel, dan pembentukan dua lapisan theca, suatu jalan vaskuler berbentuk keranjang berkembang di sekeliling folikel, terutama pada theca interna.
Jumlah folikel De Graf yang terbentuk per siklus birahi tergantung pada hereditas dan faktor-faktor lingkungan. Pada sapi dan kuda, satu folikel biasanya berkembang lebih cepat daripada yang lain sehingga pada saat estrus hanya satu ovum yang dilepaskan. Folikel-folikel selebihnya beregresi dan menjadi atretik. Baik derajat perkembangan folikel atau jumlah yang menjadi matang tergantung pada gonadotropin hypopyseal. Banyak folikel bertumbuh selama fase-fase pertama estrus, sedangkan hanya sedikit yang menjadi matang. Hal ini mungkin hanya sedikit hormon yang dibutuhkan untuk memulai pertumbuhan folikel dibandingkan dengan untuk mempertahankan folikel yang lebih besar sampai mendekati ovulasi. Penyuntikan hewan dengan gonadotropin dalam dosis tinggi dapat memperbanyak jumlah folikel yang menjadi matang ( super ovulasi).
Pada ovulasi pemecahan folikel De Graf terjadi pada saat ovum dilepaskan dari ovarium, suatu proses yang disebut ovulasi. Sebelum ruptura folikel terjadi, ovum dibungkus oleh suatu massa padat sel-sel foliker, cumulus oophorus, yang tersembul kedalam antrum yang penuh berisi cairan, cumulus oophorus umumnya bertaut pada sel-sel granulosa yang terletak bertentangan dengan sisi yang akan pecah. Ruptura itu sendiri berlangsung pada apex folikel, lapisan terluar terlepas lebih dahulu. Lapisan dalam menyusup melalui celah tersebut dan membentuk suatu papila atau stigma. Stigma menipis, menggembung ke permukaan ovarium, dan menjadi sama sekali tidak berbuluh darah. Stigma yang menggembung segera pecah melepaskan sedikit cairan folikuler tipis. sesudah suatu interval singkat, masa ovum bergerak ke arah celah dan makin memanjang selama gerak majunya. Semakin banyak cairan bergerak melalui celah tersebut membawa ovum yang telah diputuskan hubunganya dengan cumulus oophorus selama fase-fase terakhir perkembangan folkuler, sel teluir yang terbawa keluar kerongga perut tertadah oleh ujung tuba fallopii yang ber fimbriae. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan ovulasi tergantung pada lokasi ovum di dalam folikel. Waktu tersebut akan lebih singkat jika sel telur berada pada dasar folikel daripada bila ia terletak dekat stigma yang menjendol.
Segera setelah ovulasi rongga folikel diisi oleh darah dan lymphe,membentuk corpus haemorrhagicum. Struktur ini relatif lebih besar pada babi daripada sapi dan domba. Membrana granulosa melipat dan sel-sel granulosa yang hypertrophis berbentuk tali yang membentangsecara radial dari periphery ke sentral rongga. Sel-sel theca interna dengan pembuluh-pembuluh darahnya kemudian memasuki massa ini. Perubahan-perubahan selanjutnya tergantung apakah ovum dibuahi atau tidak. Corpus luteum yang matang terutama terdiri dari sel-sel lutein yang tersusun dalam kolom-kolom yang dipisahkan oleh buluh-buluh darah dan jaringan ikat. Selama perkembangannya ,ia dimasuki oleh suatu jala kapiler yang ekstensif. Bentuk corpus berbeda menurut species, pada sapi dan kuda sel-sel lutein mengandung suatu pigmen lipochrom kuning, lutein, pada domba dan babi, corpus luteum berwarna daging karena sel-sel granulosannya tidak mengandung pigmen tersebut.
Pertambahan berat corpus luteum sangat cepat pada permulaan pertumbuhannya. Pada umumnya, periode corpus luteum agak lebih lama dari setengah lamanya siklus birahi. Pabila terjadi kebuntingan, corpus luteum mempertahankan ukuran besarnya. Corpus berfungsi selama kebuntingan pada semua ternak mamalia kecuali pada kuda. Corpus luteum kebuntingan dikenal sebagai corpus luteum verum dan dapat lebih besar daripada corpus luteum spurium (badan kuning semu) dari siklus birahi. Pada sapi, corpus luteus verum bertambah besar sampai bulan kedua dan ketiga, kemudian menurun sampai bulan keempat dan keenam masa kebuntingan dan selanjutnya relatif konstan sampai partus.
2. Tuba Fallopii (oviduct)
Tuba fallopii atau oviduct merupakan saluran kelamin paling anterior, kecil, berliku-liku dan terasa seperti kawat terutama pada pangkalnya. Panjang dan derajat liku-likunya berbeda-beda menurut species. Pada sapi dan kuda oviduct panjangnya mencapai 20-30 cm, dengan diameter 1,5-3,0 mm, panjangnya pada babi dan domba mencapai 15 sampai 30 cm. Tuba fallopii tergantung di dalam mesosalpinx, dibagi atas infudibulum dengan fimbriae, ampula, dan isthmus. Ujung oviduct dekat ovarium membentang ternganga membentuk suatu struktur berupa corong infudibulum. Antara ovarium dan tuba fallopii terdapat suatu hubungan anatomic yang intim, walaupun tidak tersambung dalam arti kata yang sebenarnya, pada ternak mamalia, ovarium terlertak di dalam bursa ovarii yang terbuka, pada sapi dan domba bursa ovarii cukup lebar dan terbuka, pada babi ia agak menutupi ovarium.
Tuba fallopii tergantung di dalam mesosalpinx, ia dapat terbagi atas infudibulum dengan fimbriae-nya, ampula, isthimus. Ujung oviduct dekat ovarium membentang terngaga membentuk struktur berupa corong, infudibulum. Ampula tuba fallopii merupakan setengah dari panjang tuba dan bersambung dengan daerah tuba yang sempit, isthimus. Arti anatonik dan fisiologik pertemuan ampulla-isthmus belum diketahui. Isthmus dihubungkan secara langsung ke cornua uteri (pada kuda Isthmus memasuki cornua dalam bentuk suatu papila kecil). Tidak ada otot sphincter dalam arti sebenarnya pada daerah pertemuan utero-tubal. Pada babi pertemuan ini dilengkapi dengan penonjolan-penonjolan mucosa panjang berbentuk jari yang berasal dari oviduct memasuki lumen uterus sebagai lipatan-lipatan yang cukup baik pemberian darahnya (Hook dan Hafez, 1969).
a. Struktur tuba fallopii
Fimbriae yang dibentuk oleh jaringan erektil mengandung suatu jala serabut-serabut otot dan suatu cincin buluh darah besar, terutama venae. Pada waktu ovulasi, buluh-buluh darah tersebut penuh terisi darah, mengakibatkan pembesaran dan penegangan fimbriae. Penegangan ini, bersama kontraksi otot-otot, membawa ostium tuba fallopii mendekati permukaan ovarium.
Dinding tuba fallopii terdiri atas mucosa, muskulatur dan selaput serosa di bagian luar. Tipe mucosa dan musculatur berbeda-beda pada berbagai bagian tuba. Mucosa membentuk lipatan-lipatan primer besar dan lipatan-lipatan sekunder kecil, yang tidak berarti di dalam isthmus terapi berlimpah-limpah di dalam ampula. Lipatan-lipatan mucosa tersebut lebih nyata pada kuda dan babai daripada sapi dan domba. Pada kedua jenis ternak tersebut terakhir terdapat empat lipatan primer longitudinal, masing-masing mengandung lipatan-lipatan sekunder, sedangkan pada kuda, ampula dapat memiliki sampai 60 lipatan-lipatan sekunder.
Mucosa terdiri dari sel-sel epithel permukaan, serabut-serabut otot, dan suatu jaringan ikat dibawahnya yang mengandung buluh-buluh darah dan limfe. Pada ujung yang mendekati ovarium, lumen oviduct dibatasi oleh epithel columner tang bercilia, sel-sel ini agak berkurang pada ujung yang mendekati uterus. Disamping sel-sel bercilia, ditemukan pula paling sedikit dua tipe sel lain, yaitu sel-sel sekretoris columnar tanpa cilia dan sel-sel berbentuk batang columnar tipis. Selama siklus birahi, terdapat perubahan-perubahan ukuran sel-sel epithel, aktifitas sel-sel sekretoris, dan banyaknya cilia dan kapiler-kapiler subephitelial. Sel-sel yang tidak bercilia makin menjadi sekretoris aktif selama estrus dan sebelum partus.
Bagian muskulatur terdiri dari satu lapisan serabut-serabut otot sirkuler atau spiral bagian dalam dan selapis luar berkas-berkas longitudinal. Otot-otot licin memeasuki mucosa dan memungkinkan kontraksi-kontraksi yang terkoordiner pada seluruh dinding tuba fallopii, tebal otot oviduct meninggi dari ujung ujung ovarial ke ujung uteri. Serosa terdiri dari jaringan ikat dan selubung luar yang terbentuk dari peritoneum, saluran darah untuk tuba fallopii datang dari arteria utero-ovarii, inervasi sama dengan untuk uterus dan ovarium.
b. Fungsi tuba fallopii
Tuba fallopii mempunyai fungsi yaitu :
1. Menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium.
2. Menerima spermatozoa dari uterus
3. Mempertemukan ovum dan spermatozoa
4. Menyalurkan ovum yang telah dibuahi ke dalam uterus
5. Menyeleksi sperma yang akan masuk ke dalam tuba fallopii dari uterus
6. Tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa.
3. Uterus
Uterus adalah suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan perlindungan foetus, dan stadium permulaan ekspulsi foetus pada waktu kelahiran. Uterus terdiri dari cornua, corpus dan cervix. Uterus pada hewan kebanyakan terdiri atas sebuah korpus uteri dan dua buah kornua uteri, dinding uterus terdiri dari 3 lapis dari luar ke dalam yaitu :
a. Membrane serosa (merupakan dinding paling luar)
b. Myometrium (lapisan urat daging licin yang terdiri dari 3 lapis yaitu: serabut urat daging licin yang berjalan longitudinal, lapis tengah yang mengandung urat syaraf dan pembuluh darah, lapis serabut urat daging licin yang berjalan circular.
c. Endometrium (terdiri atas epitel, lapisan kelenjar kelaenjar uterus dan tenunan pengikat).
Pada ruminansia, cornua uteri khusus berkembang baik karena disinilah tempat pertumbuhan foetus, pada kuda, perkembangan foetus terjadi di dalam corpus uteri, sebagai akibatnya cornua uteri tidak berkembang dengan baik. Kedua cornea uteri dipertautkan pada dinding pelvis dan dinding abdomen oleh ligamentum lata. Pada ternak pluripara ligament-ligamen uterus mengembang dan uterus menggantung ke rongga pelvis, pada kuda keadaan ini dapat menghambat penyingkiran cairan endomentrium atau malah memungkinkan sedikit urine masuk melalui cervix selama estrus dan mengakibatkan perdarahan catarrhal ringan. Cervix atau leher uterus merupakan suatu otot sphincter tubuler yang sangat kuat dan terdapat antara vagina dan uterus. Dindingnya lebih keras dan tebal dan lebih kaku daripada dinding uterus atau vagina.
a. Struktur uterus
Dinding uterus terdiri dari selaput mucosa di bagian dalam, selapis otot licin di bagian tengah, dan selaput serosa di bagian luar, ialah peritoneum. Dari segi fisiologik, hanya dua lapisan uterus yang dikenal (endometrium dan myomentrium).
Endomntrium adalah suatu struktur granduler yang terdiri dari lapisan epithel yang membatasi rongga uterus, lapisan granduler dan jaringan ikat. Tebal dan vaskulerisasi endomentrium bervariasi sesuai dengan perubahan-perubahan hormonal ovarial dan kebuntingan.
Permukaan dalam uterus ruminansia mengandung penonjolan-penonjolan seperti cendawan dan tidak berkelenjar, carunculae yang tersusun dari empat jalur, mulai dari corpus uteri ke kedua cornua uteri dan terdiri dari jaringan ikat seperti yang ditemukan dalam stroma cortex avarii. Daerah yang lebih dalam di antara penonjolan-penonjolan tersebut kaya akan buluh-buluh darah tetapi tidak mengandung kelenjar, uterus sapi yang tidak bunting memiliki 70-120 corunculae, masing-masing berdiameter 15,0 mm. Selama kebuntingan carunculae dapat mencapai diameter 10,0 cm dan terlihat seperti spon karena banyak lubang-lubang kecil ­(crypta) yang menerima villi chorionik placental.
Kelenjar-kelenjar uterus tersebar di seluruh endometrium kecuali pada carunculae, kelenjar-kelenjar tersebut bercabang, tubuler, berliku-liku terutama pada ujungnya, dan kepadatanya berfariasi menurut species, bangsa paritas dan siklus birahi. Variasi kepadatan atau jarak antara satu kelenjar dengan satu yang lain selama siklus birahi sebagian besar disebabkan oleh perubahan-perubahan diameter dan jumlah substansi dasar stroma. Jumlah kelenjar makin banyak ke arah cornua uteri dan kurang ke arah cervix. Kelenjar-kelenjar ini dapat cepat diperbanyak dengan penguncupan dan pertumbuhan keluar dari daerah basis kuncup-kuncup kelenjar yang tidak sampai ke permukaaan menggembung dan menjadi cystik.
Selama proestrus, sewaktu endometrium berada dibawah pengaruh estrogen (fase folikuler), faskularisasi endometrium bertambah, epithel permukaan berbentuk columnar pendek dan kelenjar-kelenjar sedikit bertumbuh, walaupun tetap lurus dengan beberapa cabang, sebagai akibat dari perubahan-perubahan di dalam ovarium pada waktu estrus, endometrium kemudian berada di bawah kontrol corpus luteum yang menghasilkan progesteron. Pada permulaan diestrus (fase luteal), endometrium bertambah tebal, epithel permukaan menjadi columnar tinggi dan kelenjar-kelenjar uterus mencapai puncak perkembangannya (lebih besar, lebih berbelit dan bercabang). Selama periode ini kelenjar-kelenjar tersebut bersifat sekretoris terhenti.
b. Fungsi uterus :
- Pada waktu estrus
kelenjar endometrium menghasilkan cairan uterus yang diperlukan spermatozoa yang masuk ke uterus untuk kapasitasi, pada waktu kopulasi, uterus berkontraksi, ini diperlukan bagi pengangkutan spermatozoa dari uterus ke tuba fallopii.
- Pada waktu mesestrus dan awal diestrus
Setelah ovulasi sel terbentuk dan dan hormon progesterone dihasikan, jika telur telah dibuahi dan masuk ke uterus maka cairan uterus merupakan substrat yang cocok bagi pertumbuhan embrio muda, pertumbuhan konseptus berjalan terus hingga menemukan tempat yang cocok untuk melekat pada endometrium, jika konseptus selamat dan tumbuh menjadi embrio, maka hewan menjadi bunting dan uterus mengalami perubahan besar secara perlahan-lahan.
- Pada waktu kebuntingan
Jika hewan bunting, uterus membesar secara perlahan sesuai dengan pertumbuhan embrio, pembesaran ini cukup menakjubkan karena dalam tubuh tidak ada alat tubuh yang mengalami pembesaran seperti uterus
- Pada waktu melahirkan
Serabut dan urat daging licin yang terdapat dalam dinding uterus terjadi karena rangsangan hormone oxytocine mulai berkontraksi, kontraksi ini sangat kuat hingga pada sapi kuat mengangkat fetus sebesar 50 kg dari besar abdomen.
- Pada waktu selesai partus
Uterus mengalami perubahan yaitu pengecilan hingga mencapai dimensi tidak bunting (involusi), involusi pada sapi memakan waktu yang cukup lama yaitu 60 hari, sedangkan pada babi hanya 30 hari.
- Pada diestrus
Diestrus adalah bagian dari siklus birahi dimana hewan betina tidak tidak bunting, karena telur yang masuk uterus tidak dibuahi spermatozoa, telur yang tidak dibuahi kemudian mati dan diabsorpsi oleh endometrium, setelah resorbsi, endometrium mempersiapkan diri untuk peristiwa-peristiwa selanjutnya yaitu estrus sekresi cairan untuk kapasitasi spermatozoa dan persiapan implantasi.
4. Serviks
Servik adalah urat daging sphincter yang terletak diantara uterus dan vagina, yang merupakan pintu masuk ke dalam uterus karena dapat terbuka dan tertutup tergantung pada siklus birahi hewan. Cervix atau leher uterus merupakan suatu otot sphincter tubuler yang sangat kuat dan terdapat antara vagina dan uterus. Dindingnya lebih keras, lebih lebar dan lebih kaku daripada dinding-dinding uterus atau vagina. Hal ini lebih jelas pada hewan-hewan primipara dari pada pluripara. Dinding servik terdiri atas mucosa, muskularis, dan serosa. Mucosa cervix tersusus dalam lipatan-lipatan utama yang sebaliknya mengandung lipatan sekunder kecil. Sel-sel yang menghasilkan mucus pada mucosa mempunyai permukaan sekretoris yang luas, aktivitas sekretorisnya yang tertinggi ditemukan pada saat estrus. Servik umumnya menonjol ke caudal ke dalam vagina, servik dikenal dari dindingnya yang tebal dan lumen yang merapat, walaupun struktur servik berbeda-beda antara ternak-ternak mamalia, dindingnya ditandai oleh berbagai penonjolan-penonjolan. Pada ruminansia pernonjolan-penonjolan ini terdapat pada bentuk lereng-lereng transversal dan saling menyilang, disebut cincin annuler yang berkembang sampai derajat yang berbeda pada species yang berbeda pula. Cincin-cincin ini sangat nyata pada sapi (biasanya 4 buah) dan pada domba, yang dapat menutup rapat cervik secara sempurna. Pada babi cincin-cincin tersebut berbentuk sekrup pembuka botol yang disesuaikan dengan perputaran spiralis ujung penis babi jantan, pada servik kuda terdapat lipatan-lipatan mucosa yang nyata dengan penonjolannya yang memanjang ke dalam vagina.
Dinding servix terdiri dari mucosa , muskularis dan serosa. Mucosa servik tersusun dalam lipatan-lipatan utama, yang sebaliknya mengandung lipatan-lipatan sekunder kecil. Sel-sel yang menghasilkan mucus pada mucosa mempunyai permukaan sekretoris yang luas, aktivitas sekretorisnya yang tertinggi ditemukan pada waktu estrus, pada waktu berahi mucus cervix terdapat dalam keadaannya yang paling tidak kental. Muskularis sangat kaya akan kolagen dan jaringan elastik dan mengandung juga otot licin, lapisan otot sirkuler dibagian dalam sangat berkembang dan membentuk bahan utama lipatan-lipatan anuler.
Fungsi servik antara lain adalah :
1. Menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemungkinan untuk masuknya jasad mikroskopik dan makroskopik ke dalam uterus
2. Menghasilkan cairan, khususnya pada waktu birahi yang berfungsi memberi jalan spermatozoa, karena sperma yang berkualitas baik yang mampu menembus servik
3. Mencegah terjadinya abortus, karena adanya cairan lengket (sekretum) yang merupakan sumbat pada carnalis servicalis sesaat sebelum kelahiran.
4. Sebagai pintu gerbang dari uterus saat fetus dilahirkan.
5. Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak di dalam rongga pelvis dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus. Vagina mempunyai kesanggupan berkembang yang cukup besar. Vagina terbagi atas bagian Vestibulum yaitu bagian ke sebelah luar yang berhubungan dengan vulva, Portio vaginalis cervicis yaitu bagian ke sebelah dalam cerviks.
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan cervik ke dalam vagina disebut fornix. Fornix dapat membentuk lingkaran penuh sekeliling cervix seperti pada kuda atau tidak ada sama sekali seperti pada babi. Suatu fornix dorsal ditemukan pada sapi dan domba.
Ujung caudal vagina berbatasan tepat cranial dari muara uretra di daerah hymen. Hymen adalah suatu kontriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Hymen dapat menetap dalam berbagai derajat pada semua species, dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai suatu struktur yang sama sekali tidak tembus (hymen imperforata). Sekitar 14 persen sapi-sapi dara memiliki sisa-sisa hymen, yang biasannya menghilang sesudah kopulasi atau kelahiran, lipatan-lipatan hymen yang jelas ditemukan pada kuda.
Dinding vagina terdiri dari mucosa,muskularis dan serosa. Selaput lendir terdiri dari sel-sel epithel tak berkelenjar, bersusun dan squamous, kecuali pada sapi, pada sapi, beberapa sel mucous terdapat di bagian cranial dekat cervik dan permukaan epithel tidak berkornifikasi, mungkin karena kadar estrogen yang rendah dalam sirkulasi darah. Perubahan-perubahan siklik yang terjadi pada epithel vagina dapat diikuti dengan tehnik preparat ulas bahan vaginal. Akan tetapi tehnik ini hanya jelas pada hewan-hewan yang bersiklus birahi pendek seperti tikus.
Selubung muskuler vagina tidak berkembang baik sebaik bagian luar uterus. Terdiri dari selapis sirkuler tebal di bagian dalam dan selapis tipis luar, lapisan terakhir bersambung sampai jarak tertentu ke uterus, sapi khas memiliki otot sphincer cranial disamping urat otot sphincer caudal (pada tempat pertemuan vagina dan vestibulum) yang ditemukan pada ternak mamalia yang lain. Lapisan muskularis cukup baik disuplai dengan buluh-buluh darah, berkas-berkas syaraf, kelompok-kelompok kecil sel-sel syaraf dan jaringan ikat longgar dan padat.
Lapisan muskulatur di bagian vagina terdiri dari dua lapis yaitu:
1. Lapis memanjang (longitudinal) tipis merupakan lapisan luar.
2. Lapis lingkar (circulair) agak tebal , berada di bagian dalam.
Diantara kedua lapisan muskulatur, terdapat tenunan ikat longgar maupun padat, yang banyak terdapat flexus-flexus vena dan kelompok sel syaraf perasa. Pada hewan betina dara terdapat selaput tipis yang merupakan sekat antara vestibulum vaginae dan portio vaginalis cervicis yang disebut Hymen. Pada umumnya hymen karena tipisnya robek dan hilang pada waktu hewan mencapai dewasa.
6. Alat Kelamin Bagian Luar
Alat kelamin bagian luar terbagi atas vestibulum dan vulva.Vulva terdiri atas labia majora, labia minora, commisura dorsalis dan ventralis dan clitoris, vulva dan vestibulum tidak timbul dari saluran paramesonephrik primitive tetapi berasal dari entoderm sinus urogenitalis dan ektoderm embrional. Pada permukaan vulva terdapat banyak kelenjar kulit, semua bagian alat kelamin luar yaitu klitoris dan vulva mempunyai banyak ujung-ujung syaraf perasa. Syaraf perasa ini berperan penting pada waktu kopulasi yaitu klitoris dapat sedikit berereksi karena mengandung sepasang unsur cavernus yang kecil, vulva dapat menjadi tegang karena bertambahnya volume darah yang mengalir ke dalamnya. Labia atau bibir vulva secara normal selalu dekat berdampingan, tidak menganga, dan lubang vulva terletak tegak lurus terhadap lantai pelvis.
Pertemuan antara vagina dan vestibulum ditandai oleh muara urethra externa, orificum urethrae externa, dan sering pula oleh lereng hymen. Posterior dari muara urethra pada lantai vestibulum terdapat satu kantong buntu, diverticulum suburethralis yang ditemukan di sapi, domba dan babi. Kelenjar-kelenjar bartholini yang menghasilkan cairan kental, sangat efektif sewaktu estrus, mempunyai struktur tubo-alveoler serupa dengan kelenjar-kelenjar bulbo-urethralis pada hewan jantan. Vestibulum mempunyai beberapa otot sirkuler atau seperti sphicter yang menutup saluran kelamin terhadap dunia luar. Otot-otot ini bertaut pada m. Sphicter anni pada vertebraecoccigae dan sacral terakhir. Jadi selama partus, vestibulum berfungsi sebagai tempat tumpuan pertautan bagi seluruh saluran kelamin yang berkontraksi sewaktu mengeluarkan foetus.
Labia atau bibir vulva secara normal selalu dekat berdampingan, tidak menganga, dan lubang vulva terletak tegak lurus terhadap lantai pelvis. Dinding labia majora banyak mengandung kelenjar-kelenjar sebaceous dan tubuler, deposit-deposit lemak, jaringan elastic dan selapis tipis otot licin, dan mempunyai struktur permukaan luar yang sama seperti kulit. Labia minora adalah bibir yang lebih kecil dengan jaringan ikat di dalamnya. Commisura ventralis menutupi clitoris, suatu struktur yang homolog dan mempunyai asal embriologik yang sama dengan penis, pasa kebanyakan ternak, clitoris berukuran panjang kira-kira 5-10 cm, tetapi seluruhnya praktis tersembunyi di dalam jaringan antara vulva dan arcus ischiadieus. Clitoris terdiri dari jaringan erektil yang banyak ujung-ujung syaraf sensoris. Pada sapi sebagian besar clitoris terkubur di dalam mucusa vestibulum. Pada kuda clitoris berkembang baik, sedangkan pada babi berbentuk panjang dan berkelok, berakhir pada suatu titik atau puncak kecil.

Category:

About Biotakson:
Biotakson diambil dari kata biotaksonomi, yang artinya tingkatan-tingkatan dalam biologi, nama ini disesuaikan dengan kontent blog ini yang mengulas hal-hal yang berhubungan dengan biologi ditambah dengan komputer

0 komentar