Karakteristik Kambing Peranakan Etawah (PE)

Saifuddin Zuhri | Sunday, January 20, 2013 | 0 komentar
Keberadaan kambing peranakan etawah di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dibandingkan dengan ternak-ternak yang lainnya. Pada dekade 1920-an, pemerintah Belanda melakukan impor pertama kambing etawah yang lebih dikenal dengan kambing Benggala atau kambing Jamnapari yang berasal dari wilayah Jamnapari (India), dan menitipkannya pada para petani. Wilayah perbukitan Menoreh (sekarang kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo) menjadi pilihan utama karena kondisi alam yang sangat mendukung. Kambing etawah adalah kambing yang paling populer di Asia Tenggara. Di negara asalnya, kambinga ini termasuk kambing tipe dwiguna., yakni sebagai penghasil susu dan daging. Kambing etawah adalah kambing dengan postur tubuh besar dan telinganya panjang menggantung, bentuk muka cembung, serta bulu di bagian paha belakang sangat panjang. Berat badan kambing etawah jantan bisa mencapai 90 kg dan betinanya hanya 60kg. pada kambing etawah betina, kambing tumbuh dengan baik dengan puting memanjang. Produksi susunya sangat tinggi, yakni bisa mencapai 235kg per masa laktasi (261 hari). Pada masa puncak laktasi, produksinya mencapai 3,8 kg per hari. Kambing ini banyak digunakan untuk memperbaiki mutu kambing-kambing lokal di suatu negara. Di indonesia, perbaikan mutu genetika kambing lokal, yakni kambing kacang dengan kambing etawah menghasilkan kambing peranakan etawah (PE). Sentra terbesar kambing PE adalah di wilayah Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. (Sodiq dan Abidin, 2002).
 


Kambing PE mempunyai ciri-ciri diantaranya adalah tubuh besar, telinga menggantung, bentuk muka melengkung, warna bulunya ada yang putih, putih belang-belang hitam, dan putih bekanag-belang coklat, bentuk tanduk melengkung ambing dan puntingnya besar dan berkembang dengan baik, daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang. Rahang bawah lebih menonjol daraipada rahang bagian atas (hardjo Subroto, 1994). Berat badan kambing jantan dewasa rata-rata 37 kg dan betina dewasa rata-rata 32 kg (sarwono, 1995). Produksi susunya berkisar antara 1 sampai 1,5 liter perhari (Mutidjo, 1993). Dengan masa laktasi 92-256 hari (Sodiq dan Abidin 2002). Persentase karkas 46,38% untuk kambing PE jantan dan 44,10% untuk kambing PE betina (Mokhtar, 1975). Jenis kambing ini tipe dwiguna karena dapat menghasilkan daging dan susu.

Category:

About Biotakson:
Biotakson diambil dari kata biotaksonomi, yang artinya tingkatan-tingkatan dalam biologi, nama ini disesuaikan dengan kontent blog ini yang mengulas hal-hal yang berhubungan dengan biologi ditambah dengan komputer

0 komentar