ATEROSKLEROSIS

Saifuddin Zuhri | Wednesday, February 06, 2013 | 0 komentar

Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tak terduga agaknya berkaitan dengan ruptur plak, meskipun ruptur tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali ruptur segera pulih; agaknya dengan cara inilah proses plak berlangsung. Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja. Timbulnya "bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan fenomena alamiah bahkan sejak masa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu. 

FAKTOR FAKTOR RISIKO 
Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: 
1. usia 
2. jenis kelamin 
3. ras, 
4. dan riwayat keluarga. 

Resiko aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia, penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria, diduga oleh adanya efek perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur.

Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stres atau obesitas. Faktor-faktor risiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor tersebut adalah peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa dan diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori.

Mekanisme Aterosklerosis
Aterosklerosis berawal dari penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. LDL secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di dinding arteri.
Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh darah ini menjadi awal proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi serta infeksi.
Inflamasi atau peradangan merupakan respons dasar tubuh terhadap injury (luka). Luka umumnya disebabkan oleh infeksi, tapi bisa juga sebagai reaksi alergi maupun imunologis.

Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah 
1.Penyakit jantung koroner
2. Stroke bahkan kematian.

Menurut Studi Framingham, demikian Dede, C-reactive protein (CRP) merupakan pertanda (marker) inflamasi yang berhubungan dengan kejadian kardiovaskular maupun stroke.
Upaya menekan faktor inflamasi dapat mencegah proses aterosklerosis. Aktivitas fisik yang teratur terbukti mampu menekan CRP, berarti pula menekan faktor inflamasi.
Karena itu, bergerak atau melakukan aktivitas fisik secara teratur merupakan konsep awal upaya pencegahan penyakit kardiovaskular dan upaya rasional bagi penderita gangguan kardiovaskular dalam rehabilitasi jantung.

Latihan daya tahan dikombinasikan dengan latihan beban selama empat bulan terbukti menurunkan kadar TNF alpha (salah satu jenis sitokin inflamasi) secara bermakna pada penderita gagal jantung maupun penyakit jantung koroner.

Jenis aktivitas
Pada orang sehat, prevalensi hipertensi, hiperlipidemia, serta iskemia (kondisi kekurangan darah dalam jaringan) lebih rendah pada orang yang aktivitas fisiknya lebih berat dan teratur dibanding yang tidak teratur maupun yang tidak berolahraga.
Boleh disimpulkan, aktivitas fisik teratur mempunyai daya proteksi terhadap kematian kardiovaskular serta penyakit lain akibat gaya hidup (non communicable disease).

Tidak perlu olahraga yang sulit dan mahal. Jalan kaki enam kilometer per jam, senam aerobik beban sedang, menari sudah memadai untuk menjaga kesehatan jantung. Demikian pula kegiatan setara seperti naik tangga dua tingkat, membawa barang 10 kilogram, mencangkul, atau berkebun.



Sumber : File kuliah akper

Category: ,

About Biotakson:
Biotakson diambil dari kata biotaksonomi, yang artinya tingkatan-tingkatan dalam biologi, nama ini disesuaikan dengan kontent blog ini yang mengulas hal-hal yang berhubungan dengan biologi ditambah dengan komputer

0 komentar