Pencernaan Ternak Ruminansia

Saifuddin Zuhri | Sunday, January 20, 2013 | 0 komentar
Pencernaan merupakan proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan dalam alat pencernaan. Perubahan tersebut dapat berupa penghalusan makanan menjadi butiran-butiran/partikel-partikel kecil atau penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Didalam alat pencernaan terutam ruminansia bahan pakan juga mengalami perombakan, sehingga sifat-sifat kimianya berubah (Sutardi, 1980).
Ternak ruminansia memiliki lambung komplek yang terdiri atas empat komponen perut yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum (Pond et al., 1995). Tiga komponen perut yang pertama adalah modifikasi dari esofagus yang dikenal dengan forestomach atau perut depan. Serta komponen perut yang terakhir dinamakan perut sejati (Frandson, 1993). Perkembangan dan fungsi keempat komponen perut ternak ruminansia itu berlangsung sejalan dengan umurnya (Arora, 1995). Pada ternak rumiannsia yang baru lahir hanya abomasum yang berfungsi (Siregar, 1994). Hal ini yang merupakan keistimewaan dari ternak ruminansia sehingga pencernaan ruminansia lebih sempurna dibandingkan dengan nonruminansia.

Menurut Arora (1995) rumen merupakan tabung besar dengan berbagai kantong yang menyimpan dan mencampur ingesta bagi fermentasi mikroba. Lebih lanjut Preston dan Leng (1987) menjelaskan bahwa rumen merupakan suatu ekosistem yang komplek dan dihuni oleh beraneka ragam mikroba yang anaerob diantaranya bakteri, protozoa, fungi dan mikroba lain seperti virus, bakteriofage dan mikroplasma  yang keberadaannya sangat tergantung pada pakan. Bakteri tersebut memperoduksi enzim pencerna SK dan protein serta mensintesis vitamin B dan vitamin K yang digunakan untuk berkembang biak dan membentuk sel-sel baru. Sel-sel inilah yang akhirnya dicerna oleh ternak sebagai protein hewani yang dikenal dengan protein mikrobial (Kartadisastra, 1997). Permukaan bagian dalam epitel rumen yaitu berpapila, bersisik, berlapis-lapis, berkeratin lunak dan dilapisi mukopolisakarida (Lavker et al., 1969).
br /> Retikulum mempunyai bentuk menyerupi sarang tawon/lebah yang berfungsi mendorong pakan padat dan ingesta kedalam rumen dan mengalirkan ingesta kedalam abomasum. Serta membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan kedalam mulut. Retikulum berhubungan erat dengan rumen sehingga sering disebut setikulo-rumen karena bersama-sama berfungsi sebagai alat pencernaan fermentatif. Omasum merupakan lambung ketiga yang berfungsi menggiling partikel-partikel pakan, mengabsorbsi air bersama-sama Na dan K (Hatnicke, 1964 : Best, 1970) Johnston et al., 1961) omasum terletak disebelah kanan rumendan dihubungkan oleh lubang yang disebut retikulo omasal orifive. Bagian lambung keempat adalah abomasum yang disebut juga perut sejati.  Abomasum berfungsi mengatur aliran ingesta dan merupakan tempat pertama-pertama terjadinya pencernaan mkanan secar kimiawi karena adanya sekresi getah lambung (Arora, 1995)

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada bahan pakan dalam alat pencernaan, maka proses pencernaan dibagi menjadi tiga yaitu pencernaan mekanik, pencernaan  fermentatik dan pencernaan hidrolitik (Church, 1988).

Pencernaan mekanik terjadi didalam rongga mulut meliputi pengunyahan dan pemecahahn pakan oleh gigi dengan bantuan saliva sehingga terbentuk bolus yang nantinya akan masuk keesofagus  dan dengan gerak pristaltik akan terdorong kedalam rumen untuk mengalami proses pencernaan fermentatif. Pada pencernaan mekanik ini terdapat proses memamah biak (ruminasi). Dengan ruminasi memungkinkan seekor hewan merumput dan makan dengan cepat, dan kemudian mengunyahnya (mastikasi). Pakan berserat yan gdimakan ditahan untuk sementara didalam rumen. Padamasa hewan tersebut stirahat, pakan dari rumen lalu dikembalikan kedalam mulut (regergitasi) untuk dikunyah kembali (remastikasi), pencampuran dengan saliva (reinsalivasi) dan kemudian (redeglutasi) pakan ditelan lagi (Frandson, 1993). Pencernaan fermentatif didalam rumen berupa  perubahan senyawa-senyawa tertentu menjadi senyawa lain yang sama sekali berbeda dari molekul asalnya. Proses fermentasi dilakukan mikroba rumen. Sedangkan proses pencernaan hidrolitik dilakukan oleh enzim yang dihasilkan oleh dinding usus halus. Kecernaan atau daya cerna adalah bagian dari nutrien pakan yang tidak diekskresikan dalam feses (Tilman et al., 1998) yang dinyatakan dalam persen terhadap konsumsi pakan maka disebut koefisien cerna.

Penentuan koefisien suatu bahan pakan dapat dilakukan secara in vivo, in vitro, in sacco (Mc Donald et al., 1995). Pengukuran kecernaan secara in vivo  dilakukan dengan langsung mengamati ternak percobaan mengenai konsumsi pakan dan produk fesesnya yang dikeluarkan dalam satuan hari. Kebaikan dari kecernaa in vivo ini adalah karena menggunakan ternak yang bersangkutan secara langsung maka hasilnya mendekati kebenaran, sedangkan kekurrangannya karena menggunakan ternak hidup maka resiko kematian ternak sangat besar, ongkos relatif mahal serta memerlukan waktu yang relatif lama. Kecernaan in vivo dibagi atas dua metode yaitu metode koleksi total dan metode indikator (Pond et al., 1995). Lebih lam\njut dijelaskan prinsif metode koleksi total merupakan cara konvensional yang tediri dari dua periode yaitu periode pendahuluan (preliminary) yang bertujuan untuk membiasakan hewan kepada ransum dan keadaan sekitar serta menghilangkan sisa ransum dari waktu sebelumnya. Preiode kedua adalah periode koleksi dimana selama periode ini feses dikumpulkan, ditimbang, dicatat untuk bahan analisa. Sedangkan metode indikator mengukur kecernaan berdasarkan komposisi kimia indikator dalam pakan dan feses, tanpa mengumpulkan banyaknya feses yang dikeluarkan sehingga prosedurnya bisa diperpendek (Tilman et al., 1998). Senyawa indikator dikelompokkan menjadi senyawa indikator internal dan senyawa indikator eksternal. Senyawa indikator internal adalah senyawa yang ada dalam pakan itu sendiri seperti lignin, silika da kromagen, sedangkan senyawa indikator eksternal adalah senyawa yang diberikan adalah chromic oxide untuk ternak ruminansia dan titanium oxide untuk ternak nonruminansia (Mc Donald et al., 1995).

Category:

About Biotakson:
Biotakson diambil dari kata biotaksonomi, yang artinya tingkatan-tingkatan dalam biologi, nama ini disesuaikan dengan kontent blog ini yang mengulas hal-hal yang berhubungan dengan biologi ditambah dengan komputer

0 komentar